Tuesday, November 18, 2008

my beloved brother


My beloved brother...

He is so simple....
He is not a smart student
He is not a genius
He just spent his time to do something he likes
He just talk when he want to
He had no reward certificate
He just a good son for my parents
He just a nice brother for me
He is so simple.... has no big dreams...just a simple wishes

He is a simple person....sangking simple-nya, begitu cepat dia mendahului ku ke rumah PAPA di surga.... now I miss him so much

2:23 at home, nov 19th 2008


there are many things around us are too small to ignore

ke-bahagia?-an

22 oktober 2008,

Setelah membaca artikel lentera jiwa yang saya terima dari seorang teman lewat e-mail, ada pertanyaan yang timbul dalam hati....di artikel itu diceritakan tentang orang-orang yang berbahagia dengan apa yang mereka ‘kerjakan’ untuk mendapat ‘uang’. Dan di sana ada pernyataan dan pertanyaan.... Pertanyaan yang paling hakiki adalah apa yang kita cari dalam kehidupan yang singkat ini? Semua orang ingin bahagia. Tetapi banyak yang tidak tahu bagaimana cara mencapainya.

Semua orang ingin bahagia?

Apa sih yang menjadi ukuran kebahagiaan seseorang?
Apakah yang ingin kita dapatkan dalam hidup yang hanya sekali ini hanyalah sekedar hidup bahagia?

Serangkaian pertanyaan ini begitu saja timbul dalam kepala dan hatiku sehingga aku pun akhirnya ‘merenungkan’ sejenak...dan bertanya ke diri saya sendiri apa yang saya cari dalam hidup yang hanya sekali dan singkat ini?

Ketika mencoba untuk merenungkannya, ternyata tidak semudah yang aku pikirkan tentang apa yang ingin aku dapatkan dari hidup ini. Tentu aku ingin mencapai cita-cita ku...tapi apa sih cita-citaku? Aku ingat waktu SD, aku ingin jadi polwan, terus karena aku kagum sama guruku aku juga pengen jadi guru, terus beranjak ke smp dan sma aku kagum dengan wanita2 luar biasa sehingga aku ingin belajar dunia otomotif dan menjadi wanita yang unik dengan berkarir di dunia otomotif, itu yang aku pegang sampai aku memilih jurusan teknik mesin dan punya mimpi one day aku akan jadi support team-nya formula 1 michail schumacer hahahaa....dan akhirnya setelah aku belajar di bangku kuliah, aku menyadari bahwa tidak mudah bagi seorang wanita untuk bersaing dengan para lelaki di dunia otomotif apalagi sebagai mekanik karena dimana-mana yang dicari tuh mekanik pasti pria ...sampai aku terjun ke dunia lingkungan hidup. Berawal dari ikut grup mahasiswa pecinta alam, dan berbagai macam kegiatan adventure lainnya aku mendapati diriku mulai ‘suka’ dengan pekerjaan di NGO apalagi I-NGO...dan setelah aku kerja di NGO i found my self want to be donor hahahaha karena aku tahu gimana rasanya membuat proposal yang berbelit-belit hanya untuk mendapatkan sedikit dana padahal yang dibutuhkan more than that..jadi aku pengen jadi donor, jadi founder aja deh...jadilah aku ingin menjadi pengusaha dan tidak segan-segan aku memilih menjalankan MLM yang menawarkan cara kerja cerdas...dan tiga tahun aku menjadi pelaku MLM full time!! Di awal tahun ke empat I found my self want to work for children dan akhirnya jadilah aku bekerja di minsitry for children...disana, again i found my self like have a heart for papua...dan seketika itu juga ada tawaran untuk work in papua..RAJA AMPAT gitu lho...than I went to raja ampat...and after that i found that i’m pregnant :) dan hari ini jadilah aku seorang ibu rumah tangga dengan seorang preety baby (charity, 4 months).

Apakah aku bahagia melewati semua itu? Of course!! Tentu saja aku sangat bahagia dengan apa yang sudah aku lewati meskipun disela-sela kebahagiaan itu kadang ada tangis ketidakbahagiaan karena satu dan dua hal...but aku tidak pernah menyesal tentang semua itu karena semua itu sudah memberi warna dalam hidup ku.

Dan sampai aku menulis baris ini, aku masih terus bertanya apa sih standar bahagia itu? Cita-cita tercapai? Impian jadi kenyataan? Punya rumah mewah? Mobil banyak? Diakui orang? Sukses di tempat kerja? Mencapai gelar doktor? Dapat bea siswa ke luar negeri? Bisa menyumbang di panti asuhan? Bisa menyumbang di gereja dan mesjid? Jadi presiden? Jadi dokter ahli ternama? Jadi artis terkenal? Apa sih standar bahagia itu?....dan kalau ini semua belum bisa memenuhi standar bahagia kita? Than untuk apa kita hidup hanya untuk bahagia?....rasanya terlalu egois kalau aku hidup hanya agar supaya diri ku bahagia...bagaimana dengan orang-orang di sekitarku, apakah mereka bahagia dengan keberadaan ku ataukah mereka begitu tidak bahagia karena kita ada di sana?

Hmmmmm bahagia........apa sih bahagia itu?

sorga vs neraka

6 november 2008, ketika sedang berada di kelas paulus yang berisikan anak-anak usia 9-11 tahun, aku menemukan satu hal yang membuatku tersadar bahwa anak-anak itu memang too small to ignore...karena lewat mereka kita bisa banyak belajar banyak hal dan anak-anak dikirim oleh TUHAN untuk mengingatkan kita tentang banyak hal...seperti yang satu ini...

Hari itu sedianya aku akan men-sharingkan tentang topik TUHAN memimpin langkahku. Tapi tiba-tiba arah diskusi hari itu menyinggung masalah surga dan neraka. Ketika ada seorang anak perempuan yang dengan suara yang keras mengatakan pada ku bahwa dia di sekolah sering memukul temannya, aku cukup terkejut karena tidak menyangka anak perempuan itu akan melakukan hal itu (melihat penampilan dan pembawaan anak itu tentu saja)...dan yang lebih mengejutkan lagi sebagian besar anak di kelas itu mengiyakan bahwa mereka juga melakukan hal yang sama ketika ada teman mereka yang membuat mereka tidak nyaman..aku yang kaget dan bingung, spontan menanyakan ke anak-anak itu “siapa yang ingin masuk surga?”...dan seperti oleh kebanyakan orang mereka pun semuanya serempak mengangkat tangan tinggi dan berkata” saya...saya..saya...” tidak ada yang tidak mengangkat tangannya. Aku melanjutkan pertanyaan, “apa yang harus kita lakukan supaya masuk surga?”. Anak-anak itu pun berebutan menjawab; “berbuat baik”, “mengasihi orang lain”, “dengar-dengaran sama orang tua” dst...dst... dan aku pun melanjutkan pertanyaan “bagaimana itu mengasihi orang lain”. Dan ada anak yang menjawab “tidak berkelahi”. Aku pun berkata ke anak-anak itu, “kalau ingin ke surga, berarti kan kita harus mengasihi?”...serempak mereka menjawab “iyaaaa...”. “mengasihi berarti tidak memukul teman kita atau berkelahi dengan teman kita kan?”... “iyaaaaaa..” sekali lagi mereka menjawab dengan kompak. “kalau demikian kenapa kalian sering berkelahi dan memukul teman-teman di sekolah?” tanyaku...anak-anak itu tidak merespon sekompak yang sebelumnya mereka menatap ku dengan wajah yang bingung mungkin...dan kembali aku bertanya “siapa yang ingin ke surga?” dan seperti tadi mereka semua mengangkat tangan mereka..”trus kenapa mukul temen?”..anak-anak itu diam lagi...”kalian ingin ke surga tapi tidak mau melakukan apa yang baik, yang mengasihi..kakak jadi bingung...pengen ke surga tapi tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan...jadi yang bener ke surga atau neraka sih?” tanya ku lagi “surgaaa.....”mereka masih kompak tapi banyak yang sudah tidak menatap ku lagi...aku tersenyum dan berkata “kalau ingin ke surga lakukan hal-hal yang bisa membuatmu ke surga...”

Setelah kelas bubar, diskusi yang tadi itu begitu membekas dalam hati dan pikiranku....aku seakan bercermin dari apa yang ditunjukkan oleh anak-anak tadi. Kadang aku pun demikian ingin sekali ke surga tapi aku melakukan banyak hal yang tidak akan membawa ku ke surga tapi sebaliknya bisa membawaku ke neraka. Aku ingin menikmati ‘indah-nya’ surga tapi tidak mau memenuhi syarat dan kriteria orang yang bisa ke surga. Ibaratnya pengen dapat fasiitas direktur tapi hanya mau mengerjakan tugasnya ob atau pengennya naik kelas vvip tapi hanya mau bayar tiket kelas ekonomi....ya jelas nggak bisa dong.

Dan itulah yang terjadi sekarang ini...ada begitu banyak orang yang mengaku sebagai pengikut KRISTUS yang kalau di tanya “mau ke surga nggak?” pasti menjawab mau..tapi ketika diperhadapkan dengan kompensasi dan persyaratan yang ‘berat’ menjadi ‘bingung’. Bingung karena maunya ke surga tapi tidak mau bayar harganya....ibarat pengen sekolah di Manado international school tapi pengen mbayarnya sama dengan sekolah di SD negri 31.

Berhari-hari aku memikirkan itu dan sampai pada kesimpulan malam ini, kalau ingin ke surga bayarlah tiket ke surga sesuai harganya.....jangan tunggu sampai ada diskon lagi...untuk tiket yang satu ini tidak akan ada promo...karena semestinya tiket nya udah ada di tangan kita nggak perlu booking lagi, nggak perlu ngantri nunggu tiket murah. Kita udah punya tiketnya, kita tinggal lihat berapa harga tiket yang udah ada di tangan kita dan silahkan dibayar lunas tiketnya....mumpung tiketnya belum expired, yuk kita rame-rame melunasi harga tiket kita masing-masing.....