Wednesday, November 19, 2008

pendeta* = dukun*

Maksudnya...?? rasanya tidak etis dong membandingkan pendeta dan dukun. Jelas aja berbeda..kalau boleh meminjam istilah universal katanya pendeta itu dari aliran putih dan kalau dukun aliran hitam... tapi kalau dipikir-pikir ulang dan melihat kenyataan yang ada kadang-kadang kita orang kristen memperlakukan pendeta kita sama seperti dukun...buktinya?

Pendeta yang bisa menyembuhkan pasti paling ramai dikunjungi oleh orang sakit
Pendeta yang doa-nya mujarab juga paling sering dikunjungi oleh orang yang bermasalah dengan harapan masalahnya selesai, jika suaminya selingkuh minta di-doa-in supaya suaminya bertobat ngak selingkuh lagi, kalau lagi mencalonkan diri jadi caleg minta didoakan supaya banyak yang memilih dia, yang punya hutang minta didoain supaya hutang bisa lunas terbayar

Pendeta yang bisa bernubuat paling sering dikunjungi oleh orang-orang yang ingin melihat masa depan...aku nanti jadi apa ya pak pendeta?

Nah apa bedanya dengan dukun kalo gitu, bukanya dukun yang ramai juga yang bisa menyembuhkan, yang bisa memprediksikan masa depan (bernubuat?) dan dukun yang ‘doa-nya’ manjur?...

Pasti kita akan bilang ya beda lagi..kalo pendeta tuh doa-nya sama TUHAN kalo dukun itu kan nggak jelas doa-nya sama siapa...trus kalo pendeta tuh diberi kuasa sama TUHAN untuk menyembuhkan dan menyelesaikan masalah, kalo dukun tuh entah kuasanya dari siapa...trus kalo pendeta tuh diberi penglihatan oleh TUHAN sehingga bisa bernubuat, kalo dukun mah kagak tau dikasi penglihatan oleh siapa sehingga bisa memprediksikan masa depan. Dan mungkin kita akan bilang pendeta tuh aliran putih kalo dukun tuh aliran hitam dan pasti masih ada sederetan perbedaan antara pendeta dan dukun.

Yang menjadi point-nya adalah, kadang kita berharap pendeta bisa menyelesaikan semua masalah yang kita hadapi, baik sakit penyakit, masalah rumah tangga, masalah anak dan sebagainya...kadang kita pengen kalo pendeta kita mendoakan kita yang baik-baik dan enak-enak saja dan itu harus terkabul. Kalo pendeta kita berdoa dan rasanya tidak terjawab maka kita menganggap pendeta itu tidak punya karunia dan tidak punya kuasa dan kita mencari pendeta yang lain...bukankah TUHAN itu on line 24 jam dan available untuk semua orang? So kita bisa chatt langsung dengan TUHAN even tanpa perantara.. :)

Tanpa sadar kita memperlakukan pendeta kita seperti dukun, di kunjungi hanya ketika kita butuh didoakan, di panggil ke rumah hanya ketika kita sakit dan ingin dilayani (kayak manggil tukang pijit gitu deh), diajak ngobrol hanya ketika punya masalah....dan itu bisa berarti kita juga menjadikan TUHAN seperti dukun...yang hanya menjadi TUHAN ketika menyembuhkan sakit, yang hanya menjadi TUHAN ketika membuat masalah kita selesai, yang hanya menjadi TUHAN ketika kita mencapai sukses, yang hanya menjadi TUHAN kalau kita perlu aja....atau meminjam istilah seorang pendeta, kita menjadi kan TUHAN sebagai asisten menteri kesehatan ketika kita sakit, menjadi asisten menteri keuangan ketika kita butuh uang, menjadi asisten menteri perumahan ketika kita butuh rumah dan menjadi menteri perhubungan ketika kita butuh mobil....

Mari kita porsikan TUHAN kepada tempatnya, pendeta pada tempatnya dan dukun pada tempatnya...jangan dicampur aduk dan jangan diacak posisinya apalagi ditukar urutannya....

* pendeta: yang bertitel, S.Th, Rev, Ev, dan yang semacam itu
* dukun: orang pintar

there are many things around us are too small to ignore