Wednesday, December 10, 2008

Santa claus pake baju merah vs setan mata merah...

Christmas is coming...beberapa hari lagi natal tiba, lagu natal dah dimana-mana terdengar, harga mentega melambung tinggi, toko baju dan sepatu pada diskon dan macet dimana-mana...itulah gambaran suasana menjelang natal di manado...ada lagi yang menarik dengan suasana menjelang natal di manado...ada banyak santa claus (senterklass kata) beredar di jalan-jalan.

Anak-anak berlarian ketika ada santa clauss...berlarian menjauh...hmmm semestinya berlari mendekat iya nggak? Kan santa clauss identik dengan banyak hadiah tapi yang terjadi belakangan ini image santa clauss berubah total...santa clauss bukan menjadi sahabat anak-anak tapi menjadi momok bagi anak-anak, menjadi sesuatu yang menakutkan. Sehingga begitu mendengar mobil santa clauss anak-anak pada lari, meskipun mereka tetap penasaran. Mereka bergerombol diujung-ujung jalan menantikan sang santa clauss dan begitu mobil santa clauss mendekat maka mereka pun lari berama-ramai...

Beberapa waktu saya menyaksikan kunjungan santa clauss, dan sangat sedih menyaksikan anak yang menangis ketakutan atau yang tidak menangis tapi sangat ketakutan menyambut kedatangan santa clauss. Saya pernah merasakan ‘takut’ sehingga saya menjadi sagat terharu dan ingin mengusir santa clauss itu, karena saya tahu apa artinya takut. Herannya menyaksikan anak yang ketakutan santa clauss dan ‘antek-anteknya’ bukannya meredakan dan menghibur sang anak sebaliknya semakin menjadi-jadi menakut-nakuti sang anak... apalagi dengan antek-anteknya yang ber-asesoris menakutkan...bukan hanya menjadi pit hitam tapi kemudian menjadi ‘gorila’ yang menakutkan bahkan menjadi jadi-jadian ‘setan’ yang mengerikan...

Terkadang bukan hanya sedih, tapi saya kerap marah dengan para panitia yang menyelenggarakan santa clauss..apa sih tujuannya? Pun bukan hanya kepada panitia tapi kepada orang tua yang malah menertawakan anak-nya yang sudah sangat ketakutan ketika berhdapan dengan santa clauss...apa sih tujuannya orang tua mendaftarkan anaknya untuk dikunjungi santa clauss? Apakah hanya sekedar ikut trend (iko rame orang manado bilang) atau supaya tidak kalah dengan tetangga (masak anak tetangga di kunjungi 2 santa clauss dan anak cuman 1?) jadi akhirnya mendaftarkan anak-nya ke 5 panitia santa clauss dan dikunjungi oleh 5 santa clauss yang punya ‘antek-antek’ menakutkan itu...bisa-bisa anaknya vertigo tuh sangking menahan rasa takut yang mendalam....

Kalau santa clauss ada hanya untuk menakut-nakuti anak supaya anak mau jadi anak manis dan dengar-dengaran, rasanya itu bukanlah cara yang mendidik, malah sebaliknya bisa menimbulkan traumatis yang dalam di diri anak itu. Pernakah para panitia penyelenggara santa clauss memikirkan hal itu? Bahwa apa yang mereka lakukan bisa berdampak buruk terhadap seorang anak? (apalagi para penyelenggara panitia yang tidak jelas identitas organisasinya)

Kalau hanya untuk menakut-nakuti, apa bedanya santa clauss yang berbaju merah dengan setan mata merah?...bukankah banyak ibu-ibu dan bapak-bapak yang menakut-nakuti anaknya dengan...”napa dia setang mata merah”...”tidor capat, napa ada setang mata merah di luar”...dan seterusnya...atau apa bedanya santa clauss dengan om gode, om ba kumis, om polisi yang sering digunakan orang tua untuk menakut-nakuti anaknya?...”napa dia om gode nakal-nakal”...”jang makang ngana, napa tu om ba kumis so kamari”...”manangis ngana napa tu om polisi mo datang kong mo tangka pa ngana...” dan seterusnya.

Santa clauss, setang mata merah, om gode, om polisi, om ba kumis kadang menjadi jalan pintas orang tua untuk membuat anaknya ‘berubah’ menjadi seperti yang mereka inginkan... (mohon maaf pa om polisi, om gode, om ba kumis deng santa clauss)...mohon maaf atas kesalah-pahaman dan penggunaan yang tidak pada tempatnya tapi itulah realitas di manado...kota yang terkenal sangat ramah dan penuh kasih...marilah para panitia penyelenggara santa clauss (siapapun kalian), refleksikanlah kembali makna santa clauss menjelang natal ini dan demikian pun orang tua yang ingin mengundang santa clauss bertemu anak-nya...refleksikanlah kembali peran anda sebagai orang tua...kalau hanya untuk membuat anak bisa makan aja harus manggil santa clauss betapa tidak berwibawa-nya anda sebagai orang tua, kalau hanya untuk membuat anak tidur siang aja anda harus memanggil santa clauss, betapa tidak berakalnya anda sebagai orang tua (kok bisa sih kehabisan akal untuk menidurkan anak...), dan betapa bodohnya anda sebagai orang tua yang membesarkan anak anda dengan menakut-nakuti-nya sepanjang hidupnya...akan jadi apa generasi orang manado kalau penuh ketakutan....cintailah anak-anak mu dengan segenap hatimu...sayangilah mereka...kasiang katu natal yang semestinya jadi momen penuh damai dan sukacita jadi momen yang ‘menegangkan’ buat anak-anak...

Santa clauss is coming to town.....


there are many things around us are too small to ignore

No comments: